by.Norman Edwin
Dalam pengantarnya Norman Edwin pada buku ini Mei 1987, olah raga mendaki gunung sebenarnya sudah lama lahir namun perkembangannya tidak terlalu pesat dibandingkan dengan usianya yang cukup lama. Menurutnya adalah karena kurangnya kepustakaan mengenai mendaki gunung. Kepustakaan yang ada sangat sedikit dan itupun kebanyakan literatur dengan bahasa asing, sehingga sulit sebagian orang untuk memahami.
Keadaan tersebut menurut pengamatannya diperburuk dengan gejala pelitnya para pendekar mendaki gunung yang sudah mahir untuk membagi ilmunya. seperti kisah persilatan tempo dulu, para pendaki gunungyang sudah mahir di Indonesia ternyata masih segan mengeluarkan seluruh ilmunya kepada yunior-yuniornya. kalaupun dikeluarkan, diam-diam masih ada ilmu yang sengaja disimpannya, mungkin sebagai senjata pamungkas kalau-kalau sang murid melebihinya. maka tak mengherankan kalau kalau sebuah perkumpulan beken yang menjaga ilmunya secara ketat. tak heran pula melihat buku-buku pegangan perkumpulan-perkumpulan yang berlabel, Rahasia. Persis macam Dokumen rahasia milik negara.
hal-hal inilah yang mendorong Norman Edwin untuk membuat naskah tentang mendaki gunung. Sebagian isi buku adalah kumpulan artikel yang pernah dimuat di Majalah Dwi Mingguan "Mutiara" sebenarnya tulisan tersebut direncanakan untuk sebuah buku, namun sambil menunggu pihak-pihak yang berminat artikel tersebut dimuat di sebuah majalah yang kebetulan Beliau juga Wartawan dari Majalah tersebut.
Buku ini merupakan buku pertama yang saya baca tentang petualangan dialam terbuka, saya kagum kepada beliau seorang petualang sejati yang akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjuangannya melakukan Ekspedisi 7 Puncak di 5 Benua. Beliau meninggal di Gunung Aconcagua Chili. untuk membaca kisah hidup dan petualangan beliau bisa anda baca di buku "Jejak Sang Beruang Gunung".
Dalam pengantarnya Norman Edwin pada buku ini Mei 1987, olah raga mendaki gunung sebenarnya sudah lama lahir namun perkembangannya tidak terlalu pesat dibandingkan dengan usianya yang cukup lama. Menurutnya adalah karena kurangnya kepustakaan mengenai mendaki gunung. Kepustakaan yang ada sangat sedikit dan itupun kebanyakan literatur dengan bahasa asing, sehingga sulit sebagian orang untuk memahami.
Keadaan tersebut menurut pengamatannya diperburuk dengan gejala pelitnya para pendekar mendaki gunung yang sudah mahir untuk membagi ilmunya. seperti kisah persilatan tempo dulu, para pendaki gunungyang sudah mahir di Indonesia ternyata masih segan mengeluarkan seluruh ilmunya kepada yunior-yuniornya. kalaupun dikeluarkan, diam-diam masih ada ilmu yang sengaja disimpannya, mungkin sebagai senjata pamungkas kalau-kalau sang murid melebihinya. maka tak mengherankan kalau kalau sebuah perkumpulan beken yang menjaga ilmunya secara ketat. tak heran pula melihat buku-buku pegangan perkumpulan-perkumpulan yang berlabel, Rahasia. Persis macam Dokumen rahasia milik negara.
hal-hal inilah yang mendorong Norman Edwin untuk membuat naskah tentang mendaki gunung. Sebagian isi buku adalah kumpulan artikel yang pernah dimuat di Majalah Dwi Mingguan "Mutiara" sebenarnya tulisan tersebut direncanakan untuk sebuah buku, namun sambil menunggu pihak-pihak yang berminat artikel tersebut dimuat di sebuah majalah yang kebetulan Beliau juga Wartawan dari Majalah tersebut.
Buku ini merupakan buku pertama yang saya baca tentang petualangan dialam terbuka, saya kagum kepada beliau seorang petualang sejati yang akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjuangannya melakukan Ekspedisi 7 Puncak di 5 Benua. Beliau meninggal di Gunung Aconcagua Chili. untuk membaca kisah hidup dan petualangan beliau bisa anda baca di buku "Jejak Sang Beruang Gunung".
Mau beli buku itu caranya gimana dan dimana
BalasHapus