Pernyataan Soe Hok Gie Dan Mahasiswa Pencinta Alam

Pernyataan dibawah ini disampaikan Soe Hok Gie melalui sebuah media cetak nasional, usai melakukan pendakian di gunung Slamet tahun 1969; Pernyataan tersebut adalah cermin tingkat kesadaran dan kecerdasan Soe Hok Gie sebagai seorang mahasiswa pencinta alam dalam berbangsa dan bernegara.

Soe Hok Gie telah menjawab mengapa mahasiswa pencinta alam mendaki gunung serta meletakkan visi mahasiswa pencinta alam (mpa) Indonesia. Melalui pernyataan ini, tersirat menjadi contoh bagaimana menjadi mahasiswa pencinta alam yang sebenarnya, terutama dalam konteks psikologis, berbudaya, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami, Kami katakan bahwa :
Kami adalah manusia – manusia yang tidak percaya pada slogan Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan – slogan Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat Karena itu Kami naik gunung.


Analisis pernyataan Soe Hok Gie

1. Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami
  • Kata Kami, menunjukkan Soe Hok Gie beserta teman – teman pendakiannya ke gunung Slamet (1969).
  • Kata Kami, merujuk pada Mahasiswa Pencinta Alam (MPA) Indonesia; karena Soe Hok Gie juga adalah Mahasiswa Pencinta Alam (MPA). Cobalah anda baca pernyataan diatas dengan mengubah kata Kami dengan kata Mahasiswa Pencinta Alam (MPA) Indonesia.
  • Kata Jelaskan, menekankan bahwa MPA harus “menyampaikan sesuatu, jangan diam”, bicara kepada mereka, masyarakat, bangsa dan Negara tentang apa dan siapa MPA Indonesia?
  • Kata apa sebenarnya, menegaskan tentang sesuatu (apa) dan ada banyak hal yang benar tetapi hanya satu yang benar (sebenarnya); Beragam pemikiran komunitas MPA Indonesia tetapi hanya satu yang benar.
  • Kata Tujuan, menegaskan bahwa kehadiran MPA Indonesia memiliki cita – cita yang luhur dan hari esok yang jelas bagi masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia.
  • Kata Kami, dua kali disebutkan pertanda ada “semacam kemarahan” yang mendalam; Perlu diketahui bahwa sebelum Soe Hok Gie mendaki ke gunung Slamet, beliau sempat ditanya dengan nada sinis “untuk apa beliau mendaki gunung” .
2. Kami adalah manusia – manusia yang tidak percaya pada slogan

  • Kata Kami, menunjukkan Soe Hok Gie beserta teman – teman pendakiannya ke gunung Slamet (1969).
  • Kata Kami, merujuk pada MPA Indonesia.
  • Kata adalah, menekankan adanya batasan (definisi) tentang jati diri MPA Indonesia?
  • Kata Manusia – Manusia, dituliskan lebih dari satu kali (ditulis sebanyak dua kali) mengandung kemarahan / penegasan; pertama, menegaskan bahwa MPA Indonesia itu adalah manusia (bukan Batu, bukan Pepohonan, bukan binatang dan bukan Sekedar Bentuk Manusia); MPA Indonesia itu adalah Manusia yang sesungguhnya Manusia; Manusia Ciptaan Allah SWT yang memiliki kesadaran tentang fungsi manusia, yakni memberikan manfaat bagi kehidupan di muka bumi. Kedua, jumlah MPA Indonesia sangat banyak dan semuanya adalah Manusia.
  • Kata Yang tidak percaya pada, menyampaikan bahwa MPA Indonesia merupakan komunitas yang berpikir (memiliki akal pikiran); sehingga dapat membedakan hal yang patut dipercaya (baik) dan hal yang tidak patut dipercaya (buruk).
  • Kata Slogan, secara vulgar berarti hanya bicara saja; Menjelaskan tentang pemerintahan pada saat itu (sifat manusia) yang tidak konsisten atau tidak sesuai antara ucapan dan tindakan.
3. kata Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan – slogan

  • Kata Patriotisme, menjelaskan tentang jiwa kepahlawanan; Didalam diri manusia terkandung sifat dasar kepahlawanan, yakni sifat saling membantu dalam urusan kebaikan.
  • Kata Tidak mungkin tumbuh dari, menjelaskan bahwa sesuatu akan tumbuh (misalnya bibit pohon berkualitas) jika berada di lahan (sistem) yang subur (baik, kondusif) serta memperoleh perawatan (pupuk dan air) yang tepat. Tanpa itu semua maka tidak akan mungkin tumbuh pohon patriotisme.
  • Kata Hipokrisi dan slogan – slogan, kebohongan (hipokrisi) dan inkonsistensi (slogan) merupakan sesuatu yang kontra produktif.
4. kata Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya

  • Kata diatas menjelaskan bahwa kekuatan seseorang dalam mencintai sesuatu (objek) sangat tergantung pada kekuatan pengenalan terhadap objek tersebut. Tetapi, seseorang tidak akan pernah memiliki kekuatan pengenalan yang baik jika seseorang itu tidak mengenal dirinya secara baik.
  • Seseorang dapat dikatakan sehat jika sigma quotient dirinya Nol. (PQ + IQ + EQ + SQ = 0).
  • Dalam konteksnya menggambarkan situasi bangsa (pemerintahan Indonesia) pada saat itu. Banyak birokrat yang tidak dapat melihat, mendengar dan merasakan penderitaan sebagian besar rakyat Indonesia dan banyak birokrat tidak mengenal Tanah Air Indonesia. Apakah MPA Indonesia akan seperti itu ?
5. Kata Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat

  • Kata diatas merupakan pengembangan dari kata sebelumnya.
  • Dalam konteksnya Soe Hok Gie memberikan advis dan solusi.
  • Kata diatas menjelaskan mengenal Indonesia (sebenarnya telah inklud dengan rakyatnya; tetapi Soe Hok Gie ingin menekankan pada aspek rakyatnya) harus lebih diutamakan rakyatnya; kata secara dekat, lebih kearah jiwa rakyat Indonesia; sehingga sikap mencintai kepada Tanah Air dapat tumbuh (dan bukannya sikap mencintai diri sendiri atau kelompok sendiri) Perlu untuk direnungi bahwa situasi Indonesia saat ini, sulit menemukan orang Indonesia.
6. Kata Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat

  • Kata Pertumbuhan menunjukkan sesuatu yang berproses (belum final) hingga tiba saatnya; Pertumbuhan berarti tidak mati dan atau tidak juga pengkerdilan.
  • Kata Jiwa yang sehat, lebih mengarah kepada aspek IQ, EQ dan SQ yang pintar.
  • Kata Pemuda, mengisyaratkan bukan kanak – kanak (yang suka merengek jika keinginannya tidak dipenuhi); Pemuda bukan kaum jompo yang tidak dapat berbuat apa – apa; Pemuda adalah kaum yang kuat dalam suatu perubahan; Menguatkan yang lemah, memperbaiki kekeliruan orang – orang terdahulu.
  • kata Harus berarti, menunjukkan sesuatu yang sama pentingnya.
  • Kata Fisik yang sehat, menjelaskan bahwa tidak cukup hanya IQ, EQ dan SQ yang pintar; tetapi variabel fisik yang pintar (Smart Physical Quotient) tidak boleh diabaikan.
  • Sebagai pelengkap, seseorang dapat dikatakan cerdas jika seluruh Quotient variable – nya pintar; dan disebut seseorang dikatakan sehat jika sigma quotient varabel – nya sama dengan nol (balance).
7. Kata Karena itu Kami naik gunung

  • Kata Karena, menunjukkan upaya jawaban terhadap akar masalah.
  • Kata Naik Gunung (kini populer dengan istilah mendaki gunung), sampai di titik ini ada banyak pertanyaan kontemplatif, yakni : Mengapa ke gunung ? mengapa bukan ke gua atau ke laut ? Apakah terkait dengan kemampuan teknis yang dimiliki Soe Hok Gie ? Apakah jika Soe Hok Gie memiliki adventure Rock Climbing Skill maka ia akan menulis karena itu kami “memanjat tebing ? Saya yakin, Soe Hok Gie akan tetap memilih Gunung dan tetap menggunakan kata Naik (bukan mendaki). mengapa ? :
a. Kata Naik lebih bersifat universal dan familiar.
b. Kata Gunung, memiliki sejarah yang panjang dan sangat dekat dengan kehidupan manusia (selain gua dan laut).

Gunung memberikan signal dari suatu kedudukan yang tinggi dan mulia tetapi dengan hati yang rendah.
  • mengapa kisah perjalanan Rasulullah Muhammad SAW berlangsung dari bukit (gunung) Jabal Nur ke Gua Hira ? keterkaitannya pada mengapa Gua (cave) tidak termasuk dalam klasifikasi Mountaineering ?
  • Dan pada saat kiamat nanti, Allah SWT mengangkat gunung – gunung dan mesjid- mesjid (bukan bangunan mesjid)
  • Masih banyak nilai gunung lainnya, dan dari titik ketinggian gunung Soe Hok Gie dapat membaca banyak peristiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar