Biodiversity atau keaneka ragaman hayati adalah berbagai variasi yang ada di antara mahkluk hidup dan lingkungannya. Melindungi keaneka ragaman hayati adalah salah satu tantangan yang terbesar yang harus dihadapi manusia. Biodiversity biasanya dibedakan dalam tiga tingkatan yakni:
1. keaneka ragaman genetik
2. keaneka ragaman spesies
3. keaneka ragaman ekosistem.
2. keaneka ragaman spesies
3. keaneka ragaman ekosistem.
Keaneka ragaman genetik adalah tingkat paling mendasar yang mengacu pada varitas yang ada dari angota spesies-spesies. Keaneka ragaman spesies adalah yang paling umum yang mengacu pada variasi spesies di satu tempat tertentu atau di antara sebuah kelompok mahkluk hidup khusus. Sebagian besar lingkungan tropis memiliki keaneka ragaman spesies yang lebih besar dibandingkan dengan daerah yang lebih dingin. Indonesia memiliki lebih dari 15.000 spesies tanaman termasuk diantaranya anggrek hitam dan bunga raflesia. Hanya beberapa spesies tertentu yang bisa hidup di daerah kutub.
Keaneka ragaman ekosistem mengacu pada variasi bentuk fisik suatu tempat seperti padang pasir, danau, karang, beserta populasi tumbuhan serta binatang yang ada. Suatu ekosistem terdiri dari mahkluk-mahkluk hidup di suatu lokasi tertentu dan unsur-unsur abiotik (air, tanah, udara, dll) yang penting bagi kelangsungan mahkluk hidup tersebut. Setiap jenis ekosistem memiliki campuran spesies yang unik yang berbeda dari setiap jenis ekosistem yang lain. Kombinasi tumbuhan dan binatang bisa berbeda meskipun sama-sama di hutan tropis di lereng gunung. Jika suatu ekosistem menghilang maka hilanglah pula spesies-spesies yang ada di tempat tersebut.
Dahulu sebelum diperkenalkan bibit-bibit tertentu untuk padi, sawah tradisional Indonesia kaya akan berbagai varitas padi yang tahan hama yang kini telah hilang. Namun dewasa ini dengan seragamnya tanaman padi dengan bibit yang sama menjadikan hama dan penyakit tanaman menjadi lebih luas, sehingga kegagalan panen secara total dapat terjadi.
Melindungi Biodiversity
Bumi memiliki beberapa periode kepunahan masal dimana sejumlah besar spesies punah. Planet bumi sekarang kembali memasuki era kepunahan masal. Jika dahulu kala kepunahan masal disebabkan oleh letusan-letusan gunung berapi atau perubahan cuaca, dewasa ini ulah manusia menjadi penyebab hilangnya biodiversity. Manusia memburu bermacam spesies untuk dihabisi atau merusak habitatnya dengan melakukan penebangan pohon. Manusia juga melakukan pencemaran bahan-bahan kimia, begitu juga dengan mendatangkan spesies baru yang dapat merusak spesies tanaman dan binatang asli.
Usaha-usaha konservasi diantaranya dengan membuat peraturan yang melindungi spesies yang terancam punah, juga program-program untuk membentuk taman nasional membantu memperlambat hilangnya biodiversity tetapi tidak dapat menghentikannya. Ada banyak alasan mengapa kita perlu menjaga keanekaragaman hayati.
Keaneka ragaman genetik memberikan jaminan dalam menghadapi perubahan lingkungan. Di beberapa tempat atau waktu, gen-gen di dalam organisme tertentu membuat individu-individu bisa beradaptasi lebih baik terhadap lingkungan dibandingkan dengan anggota lain dari spesiesnya. Sebuah spesies dengan ciri-ciri yang kaya akan variasi gen memiliki perlengkapan yang lebih baik untuk mengatasi perubahan, karena masing-masing individu memiliki kemampuan bawaan yang memungkinkannya untuk beradaptasi dengan kondisi yang baru.
Dahulu sebelum diperkenalkan bibit-bibit tertentu untuk padi, sawah tradisional Indonesia kaya akan berbagai varitas padi yang tahan hama yang kini telah hilang. Namun dewasa ini dengan seragamnya tanaman padi dengan bibit yang sama menjadikan hama dan penyakit tanaman menjadi lebih luas, sehingga kegagalan panen secara total dapat terjadi.
Keanekaragaman spesies adalah sangat penting untuk menyelamatkan potensi-potensi mahkluk hidup. Bahan-bahan obat baru atau bahan pangan baru bisa jadi menghilang sebelum sempat diketahui manfaat dan keberadaannya. Contoh potensi dari mahkluk hidup yakni, lebih dari 40 jenis pohon di hutan penyebaran bijinya sangat tergantung pada orangutan. Ular membantu mengendalikan populasi tikus. Burung madu, kupu-kupu dan kumbang membantu penyerbukan bunga.
Keaneka ragaman ekosistem membantu menjaga bumi sehingga tetap dapat dihuni mahkluk hidup, sebagai contoh hutan membantu menyerap karbon dioksida dari udara. Jika pohon-pohon dirusak maka terbentuklah karbon dioksida dan menambah efek rumah kaca yang dapat meningkatkan suhu global bumi yang dapat merusak berbagai jenis kehidupan. Di jakarta rawa-rawa atau situ-situ berperan untuk membantu mengendalikan banjir dan sebagai sumber resapan air tanah.
Keaneka ragaman juga membantu menjaga keindahan alam. Setiap jenis spesies dan ekosistem adalah berbeda satu sama lain dan menambah rasa cinta kita kepada alam. Betapa bahagianya kita masih dapat mendaki gunung yang berhutan dan dihuni oleh berbagai satwa liar.
What Business can do to save Biodiversity?
- Consider the impacts of your business on biodiversity.
- Develop a comprehensive environmental management system.
- Inform employees about biodiversity and what it means.
- Involve employees in environmental monitoring at your work site.
- Raise biodiversity awareness among contractors, suppliers and customers.
- Write biodiversity requirements into performance contracts and reporting guidelines. Work with your industry sector to develop a code of practice encompassing biodiversity.
- Contribute constructively to the public policy debate on biodiversity.
- Support research into environmental issues or problems of relevance to management on, or adjacent to land under company control.
- Fund and contribute to collaborative partnership with environmental and community groups.
- Make a donation to an environmental organization.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar