NAVIGASI DARAT

Navigasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk menentukan posisi dan arah. Apabila akan melakukan perjalanan ke kawasan hutan atau pun ke daerah pegunungan yang belum kita kenali maka kita wajib menguasai dahulu teknik dasar navigasi darat. Dengan menguasai teknik navigasi darat kita akan lebih yakin akan jalur yang ditempuh dan juga menghindarkan dari tersesat di tengah hutan.
Ilmu navigasi darat meliputi 3 teknik yaitu :
  1. Teknik Dasar Peta
  2. Teknik Dasar Kompas
  3. Teknik Dasar Orientasi Medan
  1. 1. TEKNIK DASAR PETA
Peta adalah gambar seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam suatu bidang datar dengan perbandingan tertentu (skala).
1.1. Garis Paralel dan Meridian Peta
Dengan anggapan bahwa bumi itu berbentuk bulat lonjong/elips maka dibuatkanlah sebuah sitem jaring yang didasarkan pada garis khayal yang dibuat menembus bumi dari kedua kutubnya, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Semua garis tersebut merupakan garis lingkaran/paralel dan garis membujur/meridian. Garis yang melintang/paralel membagi bumi menjadi dua bagian, yaitu bagian utara yang disebut lintang utara dan bagian selatan disebut lintang selatan. Ditengah kedua bagian ini terdapat garis yang membaginya yaitu garis khatulistiwa yang berfungsi sebagai poros pembagi kedua bagian bumi utara dan bumi selatan. Adapun garis meridian juga membagi bagian timur atau disebut bujur timur dan bagian barat yang disebut bujur barat. Yang menjadi garis meridian 0° nya adalah garis khayal paralel dan meridian yang melintasi kota Greenwich. Kedua garis khayal paralel dan meridian ini selalu dinyatakan dalam ukuran derajat.
Contoh cara penulisan dan pembacaan garis paralel dan garis meridian sebagai berikut :
Ditulis : 1°60’60” ( “satu derajat, enam puluh menit, enam puluh detik” )
1.2. Jenis Peta
Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan No. 143 tahun 1974, jenis peta terdiri dari :
  • Peta Kelas Hutan skala 1 : 25.000
  • Peta Bonita skala 1 : 25.000
  • Peta Baku skala 1 : 10.000
  • Peta Perusahaan skala 1 : 10.000
  • Peta Letak Hutan skala 1 : 100.000/1 : 200.000
  • Peta Kelas Perusahaan skala 1 : 100.000/1 : 200.000
  • Peta Resort Polisi Hutan skala 1 : 100.000/1 : 200.000
  • Peta Tanah/Hujan BOERAMA skala 1 : 100.000/1 : 200.000
  • Peta Hujan Dr. FERGUSON skala 1 : 100.000/1 : 200.000
  • Peta Geologi skala 1 : 100.000/1 : 200.000
  • Peta Jalan Angkutan skala 1 : 100.000/1 : 200.000
  • Peta Detail Tinjau Tanah skala 1 : 5.000/1 : 10.000
Sedangkan untuk kalangan militer menggunakan jenis peta topografi (skala 1 :10.000/1: 5.000) karena mempunyai banyak keistimewaan yaitu relief permukaan bumi, hutan, pemukiman, jaringan jalan, sungai, sawah dan lainnya.
1.3. Bagian – Bagian Sebuah Peta
ü  Judul Peta :
Menunjukan lokasi yang dimaksud peta tersebut dan biasanya terletak di bagian tengah atas dari peta. Pada beberapa peta cetakan baru judul peta terletak di sebelah kanan atas bagian peta.

ü  Keterangan Pembuatan Peta :
Setiap peta terutama peta topografi selalu mencamtumkan data tahun pembuatannya karena sangat diperlukan untuk menghitung sudut variasi magnetisnya. Kutub magnetis selalu berubah setiap tahunnya. Ini disebabkan oleh rotasi bumi. Di Indonesia biasanya kutub magnetis peta topografinya selalu bergeser ke arah timur, variasi ini dinamakan ‘deklinasi’ dan sangat berpengaruh terhadap perhitungan dalam menggunakan peta dan kompas.

ü  Nama Pembuat Peta :
Biasanya tercantum di bawah kolom legenda peta.

ü  Nomor Peta :
Nomor peta berguna untuk memudahkan kita mencari suatu peta.

ü  Skala Peta :
Adalah perbandingan jarak mendatar antara 2 titik pada peta terhadap jarak mendatar di lapangan. Contoh skala 1 : 25.000 artinya adalah pada peta berjarak 1 cm maka jarak sebenarnya dilapangan 250 meter.
Rumus (skala = jarak di peta : jarak dilapangan)

ü  Legenda Peta :
Legenda peta adalah gambar bagian-bagian medan atau benda-benda medan yang di gambarkan dengan tanda-tanda tertentu yang mempunyai bentuk dan warna berbeda. Atau dikenal juga dengan istilah bahasa peta yang berfungsi untuk lebih memperjelas dalam membaca peta.

ü  Utara Peta :
Adalah bagian atas dari peta yang ditunjukan dengan simbol/tanda panah dengan hurup U (utara)/N (north) di ujungnya. Utara peta disebut juga Grid North, utara peta ini sangat perlu di ketahui karena sering digunakan dalam berorientasi medan.

1.4. Menentukan Suatu Lokasi Di Peta
Menentukan posisi suatu lokasi di peta dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut :
  1. Cara kordinat geografi
Sistim kordinat geografi ini adalah suatu sistim untuk menentukan kedudukan suatu titik atau tempat di permukaan bumi (dalam bidang lengkung). Sistim ini dinyatakan dalam derajat dengan meridian Greenwich sebagai lintang 0°. Sistem ini dipakai saat menggunakan GPS Receiver.
Contoh : lokasi Tanaman Jati petak 1 berada pada 6°12’ LS dan 130°45’ BT.

  1. Cara kordinat peta
Sistem ini adalah untuk menentukan kedudukan suatu titik/tempat pada suatu peta. Lembar peta di bagi atas garis-garis kordinat, yaitu garis horizontal dan garis vertikal (berbentuk kotak bujur sangkar). Garis mendatar (sumbu X/absis) nomor urut dari barat ke utara.
Kordinat peta dinyatakan dalam satuan panjang. Ada dua cara untuk menyatakan kordinat peta yaitu :
  1. Cara 4 angka : digunakan untuk memperlihatkan posisi suatu tempat yang cukup lebar, misalnya untuk menunjukan lokasi tanaman, lokasi tebangan dan sebagainya
  2. Cara 6 angka : digunakan untuk menunjukan lokasi yang sempit, misalnya lokasi pos pamhut, rumah dinas dan sebagainya. Jarak 50 meter (sisi bujur sangkar dibagi 5 bagian).

1.5. Perhitungan dan Pengukuran Jarak
Ada dua cara perhitungan yang bisa di pakai :
  • Pada garis yang lurus dan mendatar bisa dipakai penggaris. Caranya panjang garis diukur dengan menggunakan penggaris lalu dikalikan dengan skala peta. Rumusnya : PG x S = PS
(PG = panjang garis yg diukur oleh penggaris, S = skala peta, PS = panjang sebenarnya).

  • Garis yang berbelok-belok panjangnya bisa dihitung dengan kurvimeter atau bisa juga menggunakan tali/benang. Caranya sebagai berikut :
ü  Dengan kurvimeter ikuti garis yang berbelok-belok tersebut dengan roda kecil kurvimeter. Kemudian lihat hasilnya sesuai skala peta pada tabel di kurvimeter.
ü  Dengan benang letakan dengan tepat dan ikuti garis yang berbelok-belok kemudian ukur panjang benang, hasilnya kalikan dengan skala peta.

 2. TEKNIK DASAR KOMPAS
Kompas adalah peralatan yang paling dikenal dan paling populer didunia sebagai alat penunjuk arah. Kompas mempunyai jarum yang selalu menunjukan arah utara (utara kompas). Kompas berbentuk bulat dan mempunyai 32 arah mata angin dengan garis pembagi derajat dari 0° sampai 359°. Arah yang ditunjukan oleh jarum kompas disebut arah medan magnet bumi, bukan arah kutub yang sebenarnya.

2.1. Bagian Kompas
2.1.1.  Jarum Kompas
Jarum kompas merupakan bagian yang terpenting pada sebuah kompas. Jarum ini dibuat dengan menggunakan magnet, agar jarumpada kompas tidak berkarat gunakan cairan bening atau yang disebut juga cairan antistatic. Pada umumnya juga jarum kompas dilapisi dengan fosfor agar bisa terlihat disituasi yang gelap.
2.1.2.  Piringan Derajat
Didalam kompas ada lingkaran yang terdiri atas garis-garis dan dikenal dengan garis pembagi skala derajat, cara membacanya di mulai dari arah utara berputar searah jarum jam.
2.1.3.  Skala Piringan Derajat.
Ada bermacam-macam skala piringan derajat. Pembagian derajat International atau standarnya adalah seperti sudut lingkaran yaitu 360°. Kompas militer mempunyai skala 6.000’ : 6.300’ atau 6.400’.
2.1.4.  Rumah Kompas
Merupakan tempat dari bagian-bagian kompas. Didalam rumah kompas juga diberi cairan bening untuk membuat jarum kompas bekerja lebih baik juga sebagai anti karat berfungsi juga melindungi kompas terutama dari suhu antara -4° C sampai 50° C, sehingga dalam rentang suhu tersebut kompas masih dapat bekerja dengan sempurna.

2.2. Jenis Kompas
2.2.1.  Kompas Bidik/Kompas Prisma
Kompas jenis ini sebagian besar digunakan oleh kalangan militer dan juga oleh kalangan umum.
2.2.2.  Kompas Orientasi
Kompas orientasi sudah dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris. Menggunakannya sangat mudah, terkadang juga dilengkapi alat bidik. Banyak digunakan dikalangan penggemar mountinering dan orientinering. Kompas ini juga dikenal dengan nama lain yaitu kompas sunto atau kompas silva.

2.3. Penggunaan Kompas
Dalam menggunakan kompas kita harus memperhatikan beberapa hal yang dapat mengganggu cara kerja kompas agar akurasi kompas dapat terjamin, sebagai berikut :
ü  Kawat listrik tegangan tinggi (gunakan kompas dengan jarak diatas 60 meter dari kawat listrik tegangan tinggi agar terhindar dari pengaruh medan magnet arus listrik).
ü  Kawat Telegraf (ambil jarak lebih dari 40 meter dari kawat telegraf)
ü  Jauhkan dari benda-benda logam (pisau, jam tangan, kepala ikat pinggang, gelang/cincin)

  • Tata cara menggunakan kompas prisma
ü  Buka tutup kompas dan posisikan tutupnya hingga tegak lurus.
ü  Tarik cincin untuk jempol.
ü  Masukan ruas pertama jempol kanan ke dalam cincin tersebut.
ü  Telunjuk sejajar dan memegang penutup yang berdiri tegak, jari-jari lain memegang penutup kompas.
ü  Lengan lurus ke depan.
ü  Bisa juga meletakan kompas pada tongkat statis.
ü  Dekatkan kompas ke depan mata.
ü  Untuk mencari tanda/titik yang dijadikan patokan dalam membidik pilih benda yang jauh tetapi jelas terlihat dan tidak terhalang, hasil bidikan angkanya bisa dilihat pada kompas. misalnya angka 40 maka di sebut azimut 40°
ü  Kemudian bergerak menuju titik yang telah di bidik oleh kompas tadi.
ü  Setelah sampai di titik yang dituju kemudian bidik titik berikutnya, demikian seterusnya secara berulang.
ü  Apabila dalam perjalanan bernavigasi kita mendapat rintangan yang sangat sukar untuk dilalui misalnya : danau, tebing curam, bebatuan besar, rawa-rawa, hutan yang rapat/lebat, semak belukar yang berduri, sungai deras/dalam dan lain-lain. Maka untuk mengatasi rintangan tersebut kita menggunakan cara sebagai berikut :
v  Mengatur peta (samakan utara peta dan utara pada kompas)
v  Tentukan titik awal (titik A) pada rintangan yang dihadapi, misalnya tujuan yang dituju mempunyai sudut kompas/azimut 315°.
v  Dari titik A ini kita akan berbelok ke kanan menuju titik B, lalu tambahkan sudut kompas 90° dengan memutar rumah kompas searah jarum jam hingga menunjuk angka 45° kemudian bergerak sesuai dengan sudut kompas tersebut sambil menghitung jarak hingga sampai pada titik B.
v  Dari titik B kita berbelok lagi ke kiri ke arah titik C lalu kurangi sudut kompas 90° dengan memutar rumah kompas berlawanan dengan arah jarum jam hingga menunjuk angka 315° kemudian bergerak sesuai dengan sudut kompas tersebut sampai rintangan berhasil dilewati.
v  Dari titik C kemudian kita belok lagike arah titik D lalu kurangi sudut kompas 90° dengan cara memutar rumah kompas berlawanan dengan arah jarum jam hingga menunjukan angka 225° kemudian bergeraklah sesuai dengan sudut kompas tersebut ke arah titik D sambil menghitung jaraknya (harus sama dengan jarak dari titik A ke titik B).
v  Sampai di titk D tambahkan sudut kompas 90° lagi hingga sudut kompas sama saat sebelum melakukan putaran mengelilingi rintangan yaitu 315°.
 Hal yang akan mempermudah kita adalah dengan menandai titik awal kita berbelok (titik A) agar saat sampai pada titik D kita bisa mengukur sudut titik A dari titik D, yaitu nilai back azimutnya 135°. ((back azimut adalah bila jumlah sudut kompas titik yang dicari lebih dari 180° maka untuk mendapatkan nilai back azimut adalah jumlah sudut kompas titik tersebut dikurangi dengan 180°. Dan apabila jumlah sudut kompas yang dicari kurang dari 180° maka untuk mendapatkan nilai back azimutnya adalah jumlah sudut kompas titik tersebut harus ditambahkan dengan 180°.)
Alat bantu navigasi lainnya :
v  Altimeter : alat untuk mengukur ketinggian, alat ini bekerja berdasarkan tekanan udara yang berkurang sesuai dengan bertambahnya angka ketinggian.
v  Kurvimeter : alat ini untuk mengukur jarak di peta, cara kerjanya dengan menggulirkan roda kecil yang akan menggerakan jarum penunjuk yang menunjukan jarak berdasarkan skala peta.
v  Protractor : alat bantu saat kita melakukan ploting/sket dipeta setelah mendapatkan sudut kompas/azimut.


  1. 3. TEKNIK DASAR ORIENTASI
Kemampuan orientasi medan sangat diperlukan oleh kita yang sering beraktifitas di kawasan pegunungan atau alam bebas. Orientasi medan adalah kemampuan dalam mengenali tanda-tanda alam yang ada di lapangan dan mencocokanya dengan peta. Sebelum memulai perjalanan memasuki kawasan hutan atau pegunungan ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu posisi awal di peta atau minimal untuk mengenali beberapa tanda alam yang bisa dijadikan patokan selama perjalanan. Tanda-tanda alam yang dimaksud adalah bentangan alam yang cukup mencolok sehingga mudah di ingat misalnya : gunung atau bukit, lembah, pertemuan anak sungai, muara sungai, delta sungai, batu besar, alur, kelokan jalan, ujung desa, batas hutan dan lain-lain.
Sebelum memulai orientasi medan dengan bantuan peta dan kompas maka utara peta dan utara kompas harus disamakan (disejajarkan) terlebih dahulu.
Untuk mendapatkan informasi dalam orientasi medan seperti nama sungai, nama bukit, nama lembah, nama tempat khas dan lainnya yang terdapat di peta dengan posisi sebenarnya di lapangan kita bisa meminta bantuan pada penduduk setempat. Setelah kita punya informasi yang cukup barulah kita bisa melakukan langkah-langkah orientasi medan sebagai berikut :
  • Carilah daerah yang terbuka agar pandangan kita bisa melihat dan mengenali tanda-tanda alam yang mudah di ingat.
  • Letakan peta dihadapan kita pada bidang yang rata.
  • Samakan utara peta dan utara kompas dengan cara menghadapkan arah atas peta ke arah utara dan letakan kompas di atasnya. Kemudian samakan garis tegak lurus pada peta sama lurus dengan jarum kompas, dengan demikian kita bisa membaca bentangan alam yang ada di depan kita.
  • Resection/mencari tanda-tanda alam yang ada di daerah sekitar kita kemudian temukan atau samakan dengan yang ada di peta, minimal ada dua buah tanda alam.
  • Ingatlah tanda alam ini baik bentuk dan tempatnya dilapangankemudian beri tanda pada peta.
Setelah memahami penggunaan peta, kompas dan orientasi medan maka gabungan ketiga teknik tersebut bisa kita aplikasikan dalam melakukan aktifitas di alam bebas atau pegunungan, baik pada saat melaksanakan tugas pekerjaan lapangan maupun dalam menyalurkan hoby bertualang di alam bebas (adventure mounteenering).
Untuk menguasai teknik navigasi darat dengan baik rajin-rajinlah mempelajarinya dan seringlah berlatih. Semoga bermanfaat.


Penulis :
YAYA SUTIA
(KAUR SIM KPH KUNINGAN)

Referensi pustaka :
v  Hendri Agustin, Panduan Teknis PENDAKIAN GUNUNG, ANDI Yogyakarta, 1996.
v  Diktat Teknik Menggunakan Kompas, PUSDIKLAT Madiun, 1998
v  Diktat Bidang Perencanaan, PUSDIKLAT Madiun, 2001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar